Jumat, 04 April 2014

Oppa

Oppa....

Oppa... "do you hate me or what?"
Betapa aku merindukanmu oppa, rindu akan saat kita bercanda, berbagi cerita, tertawa beriringan...
betapa aku merindukan saat dimana kita menapaki dunia baru dan kau begitu menggantungkannya padaku, jika memang aku tak salah beranggapan.

My Oppa...
"Oppaaa" betapa menyenangkannya memanggilmu seperti itu.
Dan kulihat kau tidak merasa terganggu.
Betapa bahagaianya aku mengenalmu, meskipun tidak memilikimu.
Mengagumimu disini, itu sudah cukup.
Bagiku kau terlalu berharga, bahkan aku pun merasa tidak pantas untuk memilikimu.
Saat dimana kau memperhatikanku dengan sederhana.
Saat dimana kau membutuhkan kabarku dengan sabar.
Saat dimana kau bertanya keberadaanku, hanya padaku.
itu sungguh menyenangkan. 
Semua orang bisa melihat rona dalam kekagumanku padamu, tapi hanya kamu yang tidak pernah mengerti.
Tapi tak apalah, hanya dengan bercanda denganmu itu cukup. Cukup membuatku merasa dunia ini begitu adil mengenalkanmu padaku.
Semangat itu selalu membuncah ketika ku ceritakan kau pada mereka. 
Mereka menganggapku "lebay"
Tapi tak apa, itu karena aku sungguh mengagumimu.
Aku menikmati saat saat dimana kita bisa bersua.

di taman hiburan itu, bukan karena aku menyukainya.
Tetapi tau sendirilah, bagaimana seseorang ingin mengambil perhatian lawan jenisnya.
itu pun yang aku lakukan. Sepanjang hari aku dengannya bukan karna menyukainya.
Aku ingin kau melihat bahwa aku ada disini, jangan diamkan aku.
Tapi terkadang aku menyesal mengapa tidak aku gunakan kesempatan itu denganmu.
Membuat kenangan indah kita berdua, hanya "kita".

Waktu demi waktu aku sadari aku menyukaimu.
Hasrat untuk memilikimu tidak aku pungkiri begitu besar.
Apa daya, aku seorang wanita, aku tidak punya cukup pengalaman dan keberanian.

Oppa...
Akankah kita bertemu kembali sesaat setelah kita akan berpisah.
Tiga tahun aku disini mengagumimu.
Aku memang pernah dimiliki orang lain, bukan karena aku melupakanmu.
Lebih karena kau tidak pernah menanggapiku.
Aku cukup putus asa denganmu. 
Setiap saat aku menanti, tapi tak kunjung menjemput hatiku.
Mungkin karena tangan yang satu tidak menyambutku.

Oppa sahabataku...
Kini kau telah dewasa. Berbeda seperti saat kita masih bersua. 
Kini kau telah mempunyai tambatan hatimu.

Your Oppa..
Di depan mataku, kau beriringan dengannya.
Bukan salahmu jika kini kau dengan yang lain.
Aku membiarkanmu sendiri, hingga ada yang lain masuk di kehidupanmu.
Kini sepertinya aku tidak mempunyai kesempatan lagi.
Bahkan namaku pun tidak pernah ingin kau sebut di setiap pertemuan singkat kita.
Aku memang yang mengirimimu bunga.
Aku tau itu tidak pantas.
Tapi aku cukup frustasi dengan perasaanku ini.
Aku tidak punya kesempatan apapun lagi.

Kapan kau berubah.
Kapan kau dekat dengannya.
Kapan kau menumbuhkan perasaanmu padanya.
ahhh,,, aku melewatkan saat saat itu.
Seandainya aku punya keberanian di masa lalu.
Seandainya ku iya kan saja ketika orang bertanya tentang perasaanku padamu.
Seandainya aku menjaga hatimu, semua tidak akan seperti saat ini.
tapi itu hanya seandainya, itu dulu, dan itu sudah terlanjur terjadi.
Yang aku lakukan sekarang hanya menyesali.
Menyesali hatimu yang telah dimilikinya.
and now it's yours.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thanks, , ,
blh comment, , , yg penting asik asik aja